Translate

Sabtu, 19 Maret 2016

MANAJEMEN KUALITAS AIR BUDIDAYA IKAN

MAKALAH
MANAJEMEN KUALITAS AIR BUDIDAYA IKAN
Pengelolaan Perairan Akibat Pencemaran
Terhadap Kegiatan Budidaya Ikan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Kualitas Air
Dosen : Ir. Prapti Sunarmi





Disusun Oleh:
Siska Wahyuningtyas
145080500111044
B03

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016










DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................        i
DAFTAR ISI............................................................................................        ii
1. PENDAHULUAN................................................................................        1
1.1. Latar Belakang.................................................................................        1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................        2
1.3. Tujuan...............................................................................................        2
2. PEMBAHASAN..................................................................................        3
2.1. Pencemaran Air...............................................................................        3
2.2. Pengelolaan Kualitas Air..................................................................        4
2.3. Keberhasilan Manajemen Kualitas Air Dalam Budidaya.................        5
2.4. Pencegahan atau Penanggulangan Pencemaran Air.....................        7
3. PENUTUP...........................................................................................        9
3.1. Kesimpulan ......................................................................................        9
3.2. Saran................................................................................................        9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................        10









1.    PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Air mempunyai fungsi untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Dari segi biologi, air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik. Manajemen kualitas air adalah cara kita mengatur kondisi lingkungan pada kisaran yang dapat meningkatkan pertumbuhan atau produksi ikan. Kualitas air dikatakan baik apabila air tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Dalam hal ini menyangkut mengenai plankton, terutama fitoplankton karena fitoplankton adalah merupakan produktifitas primer dalam rantai makanan. Di dalam suatu ekosistem air, terdapat 4 komponen, yaitu: 1. Komponen abiotik, adalah senyawa-senyawa bahan dasar pembentuk senyawa organic, 2. Komponen produsen, adalah organisme hidup yang dapat mengubah unsur anorganik menjadi organik, seperti proses fotosintesa, 3. Komponen konsumer, adalah organisme yang bersifat heterotrof, 4. Komponen dekomposer, adalah organisme yang tidak mempunyai zat hijau daun, tidak memanfaatkan organisme hidup, tetapi mempergunakan energi dari senyawa organik yang sedang terurai.
Budidaya merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbanyak dan melestarikan keturunan suatu individu. Dalam kegiatan budidaya tersebut, tentunya para pembudidaya harus benar–benar mengelolah suatu usaha budidayanya dengan baik untuk kelangsungan hidup organisme yang dibudidayakan, dalam hal ini terhadap para pembudidaya ikan. Air merupakan salah satu media yang secara langsung dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme akuatik yaitu ikan, misalnya terhadap kondisi fisika dan kimianya. Dalam hal ini, peran pembudidaya sangat dibutuhkan dalam manajemen atau cara pengelolaan yang baik dan terstruktural mulai dari pra produksi hingga pemasaranya (Agung et al., 2013).
Seiring dengan berkembangnya industri, baik industri rumah tangga maupun industri perusahaan dan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan air semakin meningkat sementara tingkat pencemaran terhadap air juga semakin tinggi. Air bersih kini sulit untuk didapatkan karena telah terkontaminasi oleh berbagai zat berbahaya dan keruh. Ada beberapa cara untuk mengatasi kekeruhan tersebut diantaranya yaitu menggunakan filter fisik dan bahan kimia. Fiter fsik akan menyerap kekeruhan dengan sangat baik karena memiliki ruang-ruang yang akan menjadi tempat mengendapnya partikel.  Filter fisik yang digunakan adalah Pasir silika, batu bata, pasir malang, dan krikil( Agung et al., 2013).

 

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah mengenai materi pengelolaan perairan akibat pencemaran terhadap budidaya ikan adalah.
1.    Apakah yang dimaksud pencemaran air?
2.    Bagaimana pengelolaan kualitas air yang baik bagi budidaya?
3.    Bagaiman cara agar tercapai keberhasilan manajemen kualitas air dalam budidaya ikan?
4.    Bagaimana cara pencegahan atau penanggulangan pencemaran perairan?

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah mengenai pengelolaan perairan akibat pencemaran terhadap budidaya ikan adalah untuk mengetahui pencemaran air, pengelolaan kualitas air yang baik bagi budidaya serta pencegahan atau penanggulangan pencemaran perairan agar perairan optimum untuk kegiatan budidaya.










2.    PEMBAHASAN

2.1  Pencemaran Air
Menurut Rian (2010), Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam. Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan. Bentuk Pencemaran berdasarkan asal:
1. Pencemaran Udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran,SO,SO2,CFC,CO.
2. Pencemaran Tanah, disebabkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri,kegiatan pertanian,
3. Pencemaran Air, disebabkan oleh limbah pertanian, limbah rumah tangga dan limbah industri.
Perhatian terhadap masalah lingkungan berkembang dari masalah sanitasi dan logam berat menjadi masalah keberadaan zat-zat sintetik yang tersebar luas di dalam lingkungan. 
Menurut Paez Ozuna  et al.(1998) dalam La Ode (2014) , menyatakan bahwa apabila dalam suatu lingkungan terjadi penurunan produksi secara drastis sampai hanya sebagian kecil saja yang mampu bertahan hidup, maka lingkungan tersebut telah mengalami tekanan akibat pencemaran atau penurunan mutu lingkungan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kondisi kualitas lingkungan tersebut maka petani tambak harus melakukan kegiatan budidayanya secara baik dan terkontrol. Seperti melakukan pergantian air tambak rutin secara berkala serta lebih memperhatikan dalam manajerial tambaknya yakni proses persiapan tambak seperti pemupukan dan pengapuran.
Menurut Iqbal (2012), sistem akuakultur intensif berkaitan dengan bagaimana menghaslkan ikan dan udang secara efisien. Dua faktor pembatas penting dalam system akuakultur intensif adalah kualitas air dan aspek ekonomi. Masalah nyata pada system akuakultur intensif adalah cepatnya terkumpul sisa pakan, bahan organic dan senyawa nitrogen toksik. Hal ini dapat dihindari karena ikan memanfaatkan hanya 20%-30% nutrient pakan. Sisanya dikeluarkan dari tubuh ikan dan umumnya terkumpul dalam air. Hal ini pada gilirannya akan menimbulkan penumpukkan kandungan amoniak dan limbah bahan organic dalam air kolam. Apabila air kola mini dibuang, misalnya pada saat panen maka akan menimbulkan pencemaran pada perairan sekitar. Menurut Craigh (2002) meskipun melalui manajemen yang sangat baik, pakan yang diberikan kepada ikan pasti akan menimbulkan limbah. Dari 100 unit pakan yang diberikan kepada ikan, biasanya sekitar 10% limbah padatan dan 30% limbah cair yang dihasilkan ikan.

2.2  Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air yang tidak memperhatikan kondisi, kebutuhan dan sifat ikan akan menyebabkan bertambahnya tingkat ‘kegelisahan’ ikan di dalam usaha budidaya dan selalu berusaha untuk keluar dari lingkungan tersebut, meskipun kualitas air sudah sesuai dengan tolok ukur yang digunakan. Pada kondisi seperti ini ikan menunjukkan perilaku yang tidak normal dari biasanya sebagai indikator adanya ketidaksesuaian kualitas perairan dengan kebutuhan udang. Beberapa parameter yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan adalah Kecerahan air, Warna air dan Kondisi dasar perairan. Kualitas air dalam budidaya perairan meliputi faktor fisika, kimia dan biologi air yang dapat mempengaruhi produksi budidaya perairan (Boyd, 1990).  Kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kelangsungan hidup (survival rate), pertumbuhan dan reproduksi ikan. Sebagian besar manajemen kualitas air ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia dan biologi dalam media budidaya (Boyd et al., 2002). Faktor fisika sering tidak dapat dikontrol atau tergantung dengan pemilihan lokasi yang sesuai. Faktor fisika sangat tergantung dengan kondisi geologi dan iklim suatu tempat (Boyd, 1900).
Menurut Rian (2010), Pengelolaan kualitas air dalam mencegah pencemaran perairan berdasarkan  faktor biologi air dapat dilakukan dengan 4 langkah atau cara meliputi:
a.    Pengangkatan lumpur
Setelah digunakan untuk siklus terdahulu, pada dasar kolam akan telah menjadi kubangan lumpur organik yang terdiri dari bangkai organisme air seperti plankton, perifiton, nekton, bentos,dan organisme lain yang mengendap yang tidak terurai oleh bakteri. Keberadaan lumpur selain menyebabkan pendangkalan,meningkatkan kekeruhan, juga menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut. Lumpur organik dibuang dengan mengangkat atau menggelontorkan dengan air sehingga dasar kolam bersih.
b.    Pengeringan dan penjemuran dasar kolam
Dasar kolam dijemur dengan bantuan sinar matahari selama 3 – 7 hari, tergantung cuaca sampai dasar kolam retak-retak. Penjemuran bertujuan untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam dasar kolam menjadi mineral (hara), membunuh bakteri patogen dan membunuh telur atau benih organisme hama.
c.    Pengapuran
Pengapuran dilakukan untukmeningkatkan pH tanah sehingga bakteri patogen dan organisme hama serta meningkatkan kesuburan.
d.    Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Peningkatan polulasi fitoplankton mendorong pertumbuhan dan perkembangan populasi zooplankton sehingga dapat meningkatakan ketersediaan pakan alami yang dibutuhkan oleh ikan.
Kandungan bahan-bahan dalam air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna air.

2.3  Keberhasilan Manajemen Kualitas Air Dalam Budidaya
Peran kualitas air dalam budidaya ikan, antara lain berupa: (1) penentu keberadaan berbagai jenis organisme yang ada dalam ekosistem perairan, baik terhadap ikan yang dibudidayakan maupun biota lainnya sebagai penyusun ekosistem; (2) pemberi pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan; dan (3) penentu keberhasilan dalam budidaya ikan, selain jumlahnya harus mencukupi, kualitas yang baik akan menghasilkan output yang baik pula. Kegiatan budidaya perikanan pada umumnya membutuhkan lebih banyak air per unit area atau per unit produksi dibandingkan kegiatan peternakan dan budidaya pertanian. Ketersediaan sumber air yang berkualitas sering kali menentukan keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya perikanan (Pillay, 1990).
Tabel 1.  Kriteria Penilaian parameter Kualitas (mutu) Air
No.
Parameter
Klasifikasi Kualitas (mutu) Air
Keterangan
Tercemar Ringan(Kelas 1)
Tercemar Sedang(Kelas 2)
Tercemar Berat 
(Kelas 3)
Tercemar Sangat Berat
(Kelas 4)
1.
BOD/KOB  (mg/l)
< 1,0
1,0-3,0
3,0-6,0
>6,0
Dijabarkan dari baku mutu Air Gol-A, B, C dan D
2.
COD/KOK (mg/l)
<5 span="">
5,0-10,0
10,0-15,0
>15,0
3.
DO/OT (mg/l)
>6,0
5,0-6,0
3,0-5,0
<3 span="">
4.
pH
6,5-8,5
5,0-9,0
6,0-9,0
5,0-9,0
Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990

Menurut Ahmad (2011), Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna meningkatkan keberhasilan dalam budidaya, antara lain :
1.  Air
            Air merupakan media hidup untuk komoditas budidaya perairan, yang didalamnya terdapat kandungan oksigen terlarut, makan dan sumber mineral di dalamnya yang dibutuhkan oleh komoditas budidaya. Adapun yang perlu diperhatikan antara lain:
·      Sumber Air, meliputi lokasi sumber air, waktu pengambilan air, memenuhi kualitas dan kuantitas air. Tolak ukur:

·      Sterilisasi Air merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau mencegah hama atau penyakit yang berada di air dan diyakini dapat mengganggu proses budidaya.
·      Pengisian air 

            Berikut merupakan kriteria dan kategori kualitas air baik secara fisik dan kimia



2.4  Pencegahan atau Penanggulangan Pencemaran Air
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Misalnya program dalam upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Ada 2 cara penanggulangan, yaitu:
• Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
• Penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
Berbagai masalah mengenai pencemaran air yang telah diuraikan dapat diperbaiki dengan empat cara, yaitu melalui:
(1)  Manajemen biota.
Benur yang berkualitas pada tahap awal menunjukkan respon positif terhadap pakan yang diberikan, keragaan pertumbuhan ditunjukkan dengan pergantian kulit (‘moulting’), menunjukkan pertumbuhan yang positif bagi larva udang, dapat beradaptasi dengan lingkungan tambak, serta mempunyai derajad kelangsungan hidup (Survival Rate) yang tinggi. Manajemen biota secara demikian diharapkan mampu mendukung pertumbuhan udang dengan laju pertumbuhan yang cepat dengan sintasan yang tinggi.
(2)  Manajemen lingkungan,
Kualitas air dalam tambak terkait dengan sumber air yang masuk dalam tambak, proses biologis dalam tambak dan proses fisik, seperti ganti air dan aerasi. Pengelolaan kualitas lingkungan tambak yang bertujuan untuk menyediakan habitat yang layak bagi kehidupan udang dimulai dari saat membuat desain tambak.
(3)  Manajemen pakan yang baik,
Dalam manajemen pakan yang perlu diperhatikan adalah melestarikan lingkungan dengan upaya membuat formulasi pakan yang ‘ramah’ atau berwawasan lingkungan, termasuk manajemen pemberiannya agar lebih efisien. Yang terkait dengan masalah tersebut adalah: (a) pengadaan pakan dengan kandungan protein rendah, (b) optimalisasi profil/konfigurasi asam amino, (c) optimalisasi perbandingan protein terhadap energi (P/E ratio) dari pakan, (d) perbaikan kualitas bahan pakan, (e) pemilihan bahan pakan yang mempunyai daya cerna tinggi, dan (f) optimalisasi strategi manajemen pakan.
(4)  Manajemen kualitas air.
Konsep dasar manajemen kualitas air adalah mengetahui asal (sumber) dan tingkah laku dari pencemar serta cara-cara pengelolaannya, sehingga dampak-dampak yang negative dapat dikurangi dan dampak-dampak yang positip dapat dikembangkan. Dari beberapa alternatif, budidaya dengan memperbaiki manajemen kualitas air merupakan suatu alternatif yang mempunyai prospek untuk dikembangkan guna menanggulangi permasalahan dalam budidaya ikan.








3.    PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pembahasan mengenai pengelolaan perairan akibat pencemaran terhadap kegiatan budidaya ikan adalah sebagai berikut:
·   Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
·   Beberapa parameter yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan adalah Kecerahan air, Warna air dan Kondisi dasar perairan.
·   Kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kelangsungan hidup (survival rate), pertumbuhan dan reproduksi ikan. Sebagian besar manajemen kualitas air ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia dan biologi dalam media budidaya
·   Hal yang perlu diperhatikan guna meningkatkan keberhasilan dalam budidaya adalah perhatian terhadap air.
·   Ada 2 cara penanggulangan pencemaran air, yaitu penanggulangan secara teknis dan non-teknis.
·   Pengelolaan lahan budidaya yang baik akan menghasilkan kualitas air yang baik bagi organisme akuatik yang ada didalamnya.

3.2  Saran
Dalam melakukan usaha budidaya untuk menghindari suatu pencemaran air perlu dilakukan manajemen yang baik, seperti pengelolaan dasar tambak seperti pemberian pupuk, peristrahatan tambak, pengeringan, pergantian air dan pencucian sehingga  tanah dasar tambak menjadi subur, gembur dan membuat koloid tanah menjadi stabil, disamping itu guna mengoksidasi bahan-bahan organik dan substansi-substansi yang tersisa pada lapisan tanah dasar tambak.










DAFTAR PUSTAKA

Agung, M., L. Manik., A.M. Hidayat., S. Retalia., K. Umam., Ruwaidah., T. Setyawany., I. Herwanti., A. Wittah. 2013. Manajemen kualitas fisik air dengan bahan fisik. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
                                                    . 2013. Manajemen kualitas kimia air dengan bakteri. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ahmad, M. A. 2011. Manajemen kualitas air pada balai budidaya benih udang. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Khairun Ternate.
Iqbal, M. 2012. Penanggulangan pencemaran amoniak pada tambak udang dengan bioremediasi dan system manajemen kualitas air yang berwawasan lingkungan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya.
La Ode Tanda. 2014. Laporan manajemen tata lingkungan akuakultur.https://www.unhalel.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 14 Maret 2016 pukul 18.17 WIB. Offline.
Rian. 2010. Manajemen kualitas air: Parameter biologi kualitas air. https://www.rian-duniaperikan.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 14 Maret 2016 pada pukul 18.16 WIB. Offline.
Suparjo, M. N. 2009. Kondisi pencemaran perairan sungai babon Semarang. Jurnal Saintek Perikanan. 4(2): 38 – 45.
Zulfia, N dan C. Umar. 2013. Kondisi Lingkungan Perairan Di Embung Klamalu Sorong Papua Barat. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan MLI I. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan.





  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar