Translate

Rabu, 20 April 2016

MAKALAH PEMUPUKAN DAN KESUBURAN PERAIRAN (PKP)

MAKALAH
TENTANG PERANAN KOMPOS TERHADAP KESUBURAN PERAIRAN


MENGINTEGRASIKAN FRAKSI DARI KOTORAN BABI DALAM PROSES PENGOMPOSAN UNTUK PEMULIHAN GIZI (NUTRIENT) DAN PENGGUNAAN AIR KEMBALI



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pemupukan dan Kesuburan Perairan
Dosen : Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS


Disusun Oleh:
Kelompok 3 Kelas B03
Nidaul Jannah                                  145080500111034
Moh. Syamsu Rofiqi A.                    145080500111037
Nurul Fadziriyah CH.                        145080500111039
Hilcham Nurrohman S.                     145080500111041
Imamun Nasirin                                145080500111042
Siska Wahyuningtyas                       145080500111044
Novita Prima Eka CA.                       145080500111047
Nadia Dwi Sasanti                            145080500111049


 


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016









KATA PENGANTAR
          Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat penyusun selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini penyusun membahas “Mengintegrasikan Fraksi Dari Kotoran Babi Dalam Proses Pengomposan Untuk Pemulihan Gizi (Nutrient) Dan Penggunaan Air Kembali”.
            Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Pemupukan dan Kesuburan Perairan. Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penyusun mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, maka dari itu rasa terima kasih penyusun sampaikan kepada seluruh pihak yang telah memberikan masukan demi terselesaikannya makalah ini.
             Penyusun yakin dalam makalah ini, tentu masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Karena itu kritik, saran dan sumbangan pemikiran untuk perbaikan makalah  ini sangat diharapkan.


                                                                                    Malang , 1 Maret 2016


                                                                                                Penyusun



DAFTAR  ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................        i
KATA PENGANTAR..............................................................................        ii
DAFTAR ISI............................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................        1
1.1. Latar Belakang.................................................................................        1
BAB II   Bahan dan Metode....................................................................        2
2.1. Tempat Penelitian ...........................................................................        2
2.2. Metode Penelitian.............................................................................        2
2.3. Pengolahan......................................................................................        2
BAB III Hasil dan Pembahasan...............................................................        4
3.1. Hasil Data ........................................................................................        4
3.2. Pupuk Kompos Dalam Menyuburkan Perairan...............................        5
BAB IV Kesimpulan dan Saran...............................................................        6
4.1. Kesimpulan ......................................................................................        6
4.2. Saran................................................................................................        6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................        7







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pemupukan sering digunakan dalam pengelolaan tambak dan kolam. Namun kolam dan tambak biasanya menggunakan pupuk dengan senyawa anorganik yang diformulasikan dengan menggunakan berbagai bahan kimia yang mengandung Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (N,P,K). Limbah yang dihasilkan oleh hewan ternak mendukung untuk pertumbuhan fitoplankton di kolam produksi tanpa menambah nutrisi anorganik. Pemupukan organik telah digunakan untuk meningkatkan produktifitas perairan tambak untuk beberapa spesies ikan budidaya. Berbagai macam bahan organik telah digunakan untuk mendukung pertumbuhan zooplankton dan fitoplankton serta invertebrate lainnya hingga mikroorganisme perairan (William, 2010)
Pupuk organik termasuk pupuk kandang, kompos yang terbuat dari biji kapas, bungkil kedelai, dedak padi, jerami, dan olahan biji-bijian lainnya. Sedangkan penggunaan pupuk kandang di benua Eropa dan sebagian Negara Indo-Cina lebih sering menggunakan pupuk dari kotoran hewan ternak, salah satunya yaitu babi. Pupuk kompos dari fraksi solid kotoran babi sering digunakan karena kualitas dan proses fermentasinya yang mudah. Karena keseimbangan hydric negative dari proses pembuatan kompos.
Di Negara Tiongkok produksi daging babi terus meningkat dilaju moderat dan memegang peringkat pertama diantara sumber protein untuk nutrisi manusia. Pertumbuhan pesat dalam produksi akuakultur di Tiongkok telah melewati angka produksi dari daging sapi, yakni pada komoditas ikan nila (Oreochromis niloticus). Dikarenakan angka produksi akuakultur yang tinggi, sehingga banyak pihak yang memanfaatkan tingginya limbah produksi babi yakni berupa kotoran cair maupun padat yang dimanfaatkan untuk pembuatan kompos.


BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1 Tempat Penelitian
            Penelitian tentang pemanfaatan kompos kotoran babi ini dilakukan di negara Tiongkok (Cina) dan Philiphina.
2.2 Metode Penelitian
Menurut Barena et. al (2011), Membuat kompos dimulai dari kotoran ternak (babi) dicampur dengan jerami padi dan mencampurkan berbagai serbuk gergaji dengan rasio perbandingan 1:1. Digunakan dua jenis kompos kotoran babi yakni yang pertama dengan perlakuan dengan jerami dan serbuk gergaji. Sedang jenis kompos lain yaitu yakni mengambil kotoran babi di peternakan daerah Harbin dibagian Tenggara Cina, kategori feses ini merupakan kategori feses segar atau diambil hari itu juga, kemudian diambil massa kotoran babi sebanyak 300 gram feses babi, 300 gram feses sapi, 300 gram feses ayam, 250 gram pumice. Kemudian dibutuhkan waktu selama 60 hari dalam 3 reaktor kaca silinder volume 5 Liter diameter 20 cm dengan ketinggian 27 cm. Masing masing 3 reaktor dimasukkan dalam air dengan suhu konstan 550C pada 20 hari awal dan 350C pada 40 hari berikutnya. Dijalankankan (putar) terus menerus 0,2 Liter/menit selama total 60 hari sampai menjadi kompos.

2.3 Pengolahan Kompos
Kelembaban yang tinggi dari kotoran babi (>95%) membuat perombakan yang sesuai untuk dijadikan kompos sulit, walaupun lebih terpusat untuk dijadikan manures, sehingga dapat dijadikan kompos  dengan mencampurkan dengan menambah bahan bahan kering lainnya.  Tergantung pada sifat-sifat mereka, Solid fraction (SF) mungkin terkomposkan tanpa perubahan dan bahan-bahan bulking atau oleh bercampur dengan bahan yang berbeda di beberapa nisbah mulai dari 3:1 hingga 1:3 SF: perubahan 2006). Nolan et al. (2011) menemukan bahwa penambahan bulking agent (4:1 rasio massal SF: bulking agent) dan memperhatikan konten air awal sebanyak 60% yang perlu untuk menjadi kompos babi pupuk di SF karbon awal rendah (C) Untuk nitrogen (N) rasio, berbagai perubahan dan bahan-bahan bulking telah disebutkan di bidang pertanian seperti jerami, serbuk gergajian, remah kayu, zeolit bagasse, kulit kacang, dedak, limbah hijau dan joli ayam.
Untuk memberikan kondisi yang memadai untuk menjadi kompos, beberapa properti fisik dan kimia organik-matrix harus dipelihara. Parameter utama kandungan air dan C/N rasio, dengan kisaran optimal dari 40-60% dan masing-masing 20-25. Namun, kisaran yang lebih luas dari parameter ini dapat diterapkan, tergantung pada faktor-faktor lain seperti struktur fisik dari bahan-bahan dan ukuran partikel. Dalam pupuk babi  SF, membuat kompos mois- sementara temperatur pembakarannya di bawah 60% konten dan C/N nisbah 25 atau yang lebih tinggi adalah rekomendasi peneliti.






BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Data
Tabel 3.1 Banyaknya UV-Vis Parameter Karakteristik DOM Yang Diekstrak Dari Tiga Kotoran Hewan Yang Berbeda-Beda Dalam Periode Membuat Kompos.

Tabel 3.2 Kandungan Bahan Limbah Kotoran Babi Dan Limbah Tanaman Padat Yang Digunakan Dalam Percobaan Membuat Kompos.

PWC: remah kayu, SF: fraksi solid pupuk babi, SD: serbuk gergajian, GB: bagasse anggur. Kecuali, pH, EC dan TS, parameter lainnya diungkapkan dalam hal kering dasar.

Chlorophyceae
Cyanophyceae
Bacilariophycae
Asterioccocus
Microcystis
Cocconeis
Atractomorpha
Oscillatoria
Cosninodiscus
Chodatella

Cyclotella
Closteriopsis


Cosmarium


Golenkinia


Gonatozygon


Kirchneriella


Planktosphaeria


Pediastrus



Tabel 3.3 Jenis fitoplankton saat proses identifikasi kesuburan

            Dari table diatas menunjukkan bahwa kebanyakan fitoplankton yang tumbuh ialah jenis Chlorophyceae, yang beberapa diantaranya merupakan kelompok alga hijau dimana mampu melakukan fotosintesis. Sehingga dengan adanya proses fotosintesis ini dapat meningkatkan kesuburan dan kandungan oksigen terlarut dalam perairan kolam. Namun perlu dilakukan pembatasan pemberian pupuk terkait dengan kelebihan suplai nutrient khususnya untuk N dan P.

Gambar 3.1 Kurva Lingkaran Keragaman Fitoplankton.

3.2 Pupuk Kompos Dalam Menyuburkan Perairan
           Telah diketahui bahwa pada Solid fraction (SF) dari kotoran babi memiliki kandungan Nitrogen (N) dan fosfor (P) yang tinggi. Setidaknya kombinasi kotoran babi dan bahan-bahan padat yang lain mengandung 49% Nitrogen dan Mengandung 45% P2O5. Hal ini dirasa efisien apabila hanya menggunakan komposisi dari limbah tanaman, sayuran, atau remah kayu. Pupuk kombinasi ini juga dapat menyediakan unsur hara utama kedalam badan perairan disbanding hanya menggunakan satu jenis bahan utama.
           Kemudian oleh karena mengandung unsur utama yaitu N dan P yang ditujukan untuk meningkatkan kesuburan dan produktifitas perairan, yang kemudian kedua unsur ini dirombak dalam bentuk nitrat, fosfat, orthofosfat untuk kebutuhan pertumbuhan fitoplankton. Nitrogen dalam pupuk ini merupakan faktor unsur pembatas dalam pertumbuhan fitoplankton pada perairan yang dipupuk. Dikarenakan nitrogen dibutuhkan dalam pembentukan sel klorofil (zat hijau daun) untuk melakukan fotosintesis.









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
·         Pupuk merupakan produk yang diformulasikan dengan menggunakan berbagai bahan – bahan yang mengandung Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (N,P,K).
·         Penggunaan pupuk sendiri tidak terbatas untuk kegiatan pertanian, melainkan perikanan yang disana untuk menyuburkan perairan yang diberi pupuk.
·         Di Negara Cina dan Philiphina merupakan negara yang masih mengkonsumsi babi, sehingga banyak peternakan babi, yang akhirnya melatar belakangi peneliti untuk melakukan uji coba komposisi kompos untuk kegiatan perikanan.
·         Dalam pembuatan kompos perlu diperhatikan komposisi rasio bahan, sehingga didapatkan C/N ratio yang optimal.
·         Setelah proses pemupukan mayoritas fitoplankton yang tumbuh merupakan kelompok Chlorophyceae


4.2 Saran
        Perlu dilakukan uji kandungan unsur hara baik makro atau mikro pada setiap perlakuan dan bahan bahan. Sehingga pembaca dapat mengetahui kandungan unsur hara apa saja yang terdapat pada komposisi bahan. Perlu ditambahkan uji unsur hara mikro pada kompos, meski kebutuhannya sedikit namun keberadaan dan uji unsur hara mikro perlu dilakukan demi meningkatkan kualitas pupuk dan tercapainya target untuk kegiatan penyuburan perairan. 















DAFTAR PUSTAKA
William, A. W. 2010. Organic Fertilization In Culture Ponds. Word Aquaculture. 35(2): 64-65.
Christopher, L. B., Tingbao-Yang, K. Fitzsimmons, S. B. Bolivar. 2014. The Value of Pig Manure as a Source of Nutrients for Semi- Intensive Culture of Nile Tilapia in Ponds. Agricultural Sciences. 5: 1182-1193.
Ke-Kwang, Xiangkun-Li, Chao-He, Chia-Lung C., Jianwei B., Nanqi R., Jing-Yuan W. 2014. Transformation of Dissolved Organic Matters in Swine, Cow, And Chicken Manures During Composting. Bioresource Technology. 168: 222-228.

Nest, T. V., G. Ruysschaert, B. Vandecasteele, S. Hout, S. Baken, E. Smolders, M. Cougnon, D. Reheul, R. Merckx. 2016. The Long Term Use of Farmyard Manure and Compost: Effect on P availability, orthophosphate sorption strength and P leaching. Agriculture, Ecosystems and Environment. 216: 23-33.

Vazquez, M. A., D. de-la Varga, R. Plana, M. Soto. Integrating liquid fraction of pig manure in the composting process for nutrient recovery and water re-use.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar